Kamis, 23 Februari 2017

Pemerintah Vs Freeport, Saham Freeport Terjun Bebas Dalam 2 Hari


Belum usai 'perseteruan' antara pemerintah Indonesia dengan PT Freeport Indonesia membuat perdagangan saham freeport-McMoRan yang merupakan induk dari PT Freeport Indonesia terus anjlok. para investor lebih memilih untuk menjual saham mereka.

BACA JUGA : Pemerintah Vs Freeport Memanas, Pemerintah Akan Mengusir Freeport Jika.....


Berdasarkan data perdagangan di New York Stock Exchange (NYSE), harga saham induk PTFI di Negeri Paman Sam ini melemah 2,83 persen pada Rabu (22/2) waktu setempat. Di hari sebelumnya, saham dengan kode FCX tersebut telah anjlok lebih dalam, 5,23 persen. Adapun perdagangan saham di AS libur pada Senin (20/2) karena President's Day.

Seperti dilansir dari Barrons.com, Analis Deutsche Bank Chris Terry memangkas peringkat saham tersebut, dari "tahan" menjadi "jual". Tak hanya itu, Terry juga memotong target harga saham FCX dari US$14 per lembar, menjadi US$12,5 per lembar.

"Setelah mengikuti berita bahwa Freeport telah gagal mencapai kesepakatan untuk mengekspor konsentrat tembaga dari Indonesia, kami berasumsi tambang Grasberg beroperasi dalam tingkat yang lebih rendah, hanya memasok smelter di Gresik untuk sepanjang 2017 dan pengembangan tambang bawah tanah akan molor hingga 18 bulan," ujarnya, Selasa (21/2).

Terry menambahkan, saat ini Deutsche Bank menaksir, nilai saham PTFI di Grasberg sebesar US$17,8 miliar, setara US$8,3 per lembar, turun dari US$12,9 miliar atau US$9,1 per lembar. Ia menilai tambang Grasberg memiliki kualitas tinggi, berumur panjang, berbiaya rendah, tetapi risiko operasional dan kepemilikannya berlanjut meningkat.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan masalah antara PTFI dengan Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebaiknya diselesaikan dengan 'kepala dingin'.

"Freeport itu perusahaan publik. Kalau dia berhenti, dia juga akan jatuh sahamnya. Jadi, dalam hal ini tidak ada yang disebut menang atau kalah," ujar Sri Mulyani di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu (22/2)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar