Sabtu, 28 Januari 2017
Janji Donald Trump, Inilah 7 Negara Islam Yang Dilarang Visa Ke Amerika
Presiden Amerika Donald Trump yang baru - baru ini dilantik rupanya mulai merealisasikan janji kampanyenya, soal larangan umat muslim yang berkunjung ke wilayah Amerika. Ia Mengeluarkan perintah eksekutif yang kontroversial berkaitan dengan larangan ini. Ia juga melakukan beberapa hal lain yang cukup kontroversial
Ia mencabut Obamacare, sikap anti-aborsinya, dan menarik AS dari perjanjian Trans-Pacific Partnership (TPP), memerintahkan pembangunan tembok di perbatasan Meksiko. Bahkan, telah mendeklarasikan moratorium program penampungan pengungsi, kemarin. Rencananya, pembekuan program itu berlangsung selama empat bulan.
Selain itu, dia menghentikan sementara penerbitan visa untuk warga dari tujuh negara Islam. Yakni, Syria, Iraq, Iran, Sudan, Libya, Somalia, dan Yaman. Itu menjadi langkah awal AS menuju penerapan aturan imigrasi yang lebih ketat. “AS melarang seluruh pengungsi dari Syria masuk wilayahnya,’’ bunyi draf keimigrasian baru versi Trump. Untuk enam negara yang lain, pembekuan itu berlangsung selama empat bulan. Dalam masa itu, AS bakal menyusun daftar negara-negara muslim, mulai yang berisiko tinggi menghasilkan teroris sampai yang paling tidak berisiko.
Terkait dengan kebijakan tersebut, Trump memberikan waktu 90 hari kepada Pentagon untuk merancang pembangunan zona aman alias zona suaka di dekat Syria. Nanti warga sipil yang ingin menghindari kecamuk perang bisa berlindung di zona aman tersebut, tanpa harus hijrah ke Eropa atau Amerika. Zona aman itu bakal menjadi semacam tempat penampungan bagi para pengungsi.
Dalam wawancara dengan ABC News, Trump mengatakan bahwa larangan masuk bagi pengungsi asal Syria dan negara-negara Islam lainnya bersifat wajib. Sebab, dunia sudah tidak aman. Teror bisa muncul kapan pun dan di mana pun. Tapi, dia membantah tuduhan antimuslim meski semua negara yang masuk daftar larangannya adalah negara-negara Islam.
“Bukan, ini bukan larangan (negara-negara) muslim, tapi lebih pada negara-negara yang berpotensi menciptakan teror,’’ lanjutnya. Dalam kesempatan itu, dia juga mengkritik kebijakan Jerman tentang pengungsi. Menurut dia, keputusan menampung jutaan pengungsi asal Syria atau Iraq dan Afghanistan itu bukan ide bagus. Sebab, dengan menampung banyak pengungsi, Jerman sedang menumpuk masalah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar